Rabu, 2 November | 18:30 WIB
Klasifikasi : Berita Politik
![]() |
| Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menemui Menko Polhukam Wiranto di Jakarta, Selasa (1/11/2016) |
FOKUS.Com BOGOR - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menganggap berbahaya jika ada informasi intelijen bahwa rencana aksi unjuk rasa pada Jumat (4/11/2016), digerakkan atau didanai oleh pihak tertentu atau partai politik.
"Kalau ada info atau analisis intelijen seperti itu, saya kira berbahaya menuduh seseorang, kalangan, parpol melakukan seperti itu," kata SBY.
Dalam jumpa pers tersebut, SBY tidak menyebut siapa pihak yang dituduh menggerakkan aksi tersebut. Meski demikian, ia menganggap informasi tersebut fitnah. "Pertama, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Kedua, menghina, rakyat bukan kelompok bayaran," kata Presiden keenam RI itu.
"Memfitnah atas nama analisis intelijen sekaligus menghina. Kita tahu Arab Spring mulai dari Mesir, Libia, Tunisia, Yaman itu tidak ada dikatakan penggeraknya. Yang komandoi sosial media. Itu lah era skarang ini. Jadi jangan tiba-tiba simpulkan ini yang menggerakkan, ini yang mendanai," ucap dia.
"Sekali lagi, karena saya mengetahui, saya dengar dan saya kroscek benar adanya, mudah-mudahan yang saya dengar tidak benar, tidak seperti itu kalau ada analisis intelijen, termasuk sumber kepolisian bahwa ada pihak ini yang mendanai, pihak ini menggerakan, parpol ini yang punya kepentingan menggerakan unjuk rasa besar itu," tambah SBY. (Trb.2/11)

Post a Comment