Fir'aun Penista Tuhan
Oleh: Zulfan Syahansyah
Adakah yg kedolimannya kepada sesama, dan kesyirikannya kepada Allah melebihi Fir'aun? Menurut penulis tidak ada. Pembaca bisa dengan mudah menemukan rujukan untuk mengetahui siapa Fir'aun itu sebenarnya. Sedemikia jahatnya dia hingga kisahnya diabadikan dalam Al-Qur'an.
![]() |
| Ust. H. Zulfan Syahansyah |
Pada zaman kenabian Musa dan Harun alaihimas-salam, Allah memerintahkan keduanya untuk mendatangi Fir'aun (menurut sejarah, Fir'aun waktu itu bernama Ramshes), agar memberi peringatan atas kedolimannya yang sudah melampaui batas [QS, 20:43].
Di ayat selanjutnya [QS, 20:44], Allah juga berpesan agar nabi Musa dan Harun menggunakan etika; bertutur kata lembut dan sopan dalam menyampaikan nasehat kepada Fir'aun. Barangkali, dengan demikian sosok Fir'aun bisa menyadari kesalahannya dan bisa takut (bertaqwa) kepada Allah SWT.
Menurut penulis, dua ayat di atas sebenarnya petunjuk dari Allah bagi kita dalam melakukan da'wah. Penda'i hanya bertugas menyampaikan ajaran yang difaham dengan cara yang baik dan beretika. Untuk hasilnya bukan urusan manusia. Itu sepenuhnya menjadi wewenang Allah. Hanya Allah yang bisa membuka pintu hidayah.
Hal yang juga menarik di sini adalah, bahwa Allah itu Dzat Yang Maha Tahu. Allah pasti sudah tahu kalau Fir'aun akan tetap dalam kesesatannya, meskipun sudah diperingatkan oleh Musa dan Harun. Toh demikian, Allah tetap memerintahkan keduanya untuk datang dan menunjukkan sikap yang sopan dan beretika kepada Fir'aun.
Jika Musa dan Harun saja yang sudah jelas-jelas berkedudukan sebagai nabi serta mendapatkan perintah langsung dari Allah untuk memberi peringatan kepada Fir'an, masih disyaratkan bersikap lemah lembut dan bertutur kata sopan, apalagi kita kaum muslimin pada umumnya yang jelas bukan siapa-siapa, dan tidak secara langsung diperintah oleh Allah. Tentu kita juga tidak boleh bersikap arogan dan memksakan ajaran yg kita faham.
Selain kita bukan siapa-siapa, tingkat kedoliman dan kesyirikan objek da'wah kita tentunya tidak menyamai Fir'aun. Sasaran da'wah kita relatif 'jinak'. Tidak seperti Fir'aun yang sudah jelas-jelas menistakan Tuhan. Dan jika kepada hamba dolim sekelas Fir'aun saja harus bersikap lembut, apalagi kepada hamba-hamba dolim kelas teri.
Kemudian, jika masih ada yang besrikap arogan yang merasa paling benar, dan menistakan sesamanya yang dianggap menghina agama, maka yang perlu dipertanyakan: adakah orang tersebut berkedudukan melebihi nabi Musa dan nabi Harun dalam berda'wah? Serta, apakah objek da'wahnya lebih jahat dibandingkan Fir'aun?
Siapakah sebenrnya yang dia bela? Jika memang orang tersebut ingin membela agama Tuhan, maka seharusnya dia juga berkewajiban mematuhi cara yang ditentukan Tuhan pemilik agama dalam berda'wah. Karena jika tidak, bukan agama yg terbela, tapi justru sebaliknya, tindakannya berakibat mencoreng nama agama itu sendiri. Wallahu a'lam bissawab. -ZUS-

Post a Comment